Selasa, 18 Oktober 2011

KOSHER VS HALAL

Kata kosher dalam kamus Inggris-Indonesia (John M Echols dan Hassan Shadily, 1988) diterjemahkan sebagai “halal”, dengan contoh kosher meat sama dengan “daging halal”. Terjemahan ini sebenarnya tidak sesuai dengan arti sesungguhnya dari kosher. Dalam Webster World University Dictionary, disebutkan bahwa kosher atau kashrut/kasher sebagai ceremonially clean; conforming to Jewish dietary law. Kosher adalah istilah agama Yahudi yang menurut hukum Talmud kemudian menjadi hukum agama Yahudi.
Dalam kacamata Yahudi, makanan dan hewan yang boleh dimakan disebut kosher, kashrut, atau kasher. Sedangkan lawannya yang tidak boleh dimakan disebut trefa atau trayfah. Kedua istilah itu sepintas lalu memang mirip dengan halal dan haram bagi umat Islam.
Pada kenyataannya memang ada hal-hal yang sama antara kedua pengertian tersebut. Kosher tidak menghendaki adanya unsur babi dalam makanan dan minuman. Selain itu hewan (sapi, kambing, domba, dll) harus disembelih dengan menggunakan pisau tajam dan tidak boleh dimatikan dengan cara dipukul, dipelintir, atau diterkam binatang buas.
Karena kemiripan pengertian dua istilah itu, maka orang-orang Yahudi mempromosikan bahwa kosher food adalah makanan yang halal bagi Muslim. Karena sudah ada sertifikat kosher, maka tidak perlu lagi sertifikat halal untuk produk tersebut.
Pengertian ini kemudian dikampanyekan dan disebarluaskan ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat, konsumen kosher food jauh melebihi jumlah konsumen pemeluk Yahudi Ortodok, yang menghendaki makanan kosher. Hal ini disebabkan karena kaum Muslim dan Kristen Advent juga ikut menjadi konsumen makanan kosher.
Dengan angka tersebut, kaum Yahudi mencoba memperkenalkan kosher food ke segenap penjuru dunia, dengan sasaran utama umat Islam. Dengan demikian posisi tawar sertifikasi kosher semakin meningkat di mata para produsen makanan.
Padahal, jumlah penduduk Yahudi dunia pada tahun 1967 hanya 12 juta jiwa, sementara Muslim pada waktu itu sudah mencapai 700 juta jiwa. Kini umat Islam dunia sudah mendekati angka 1,5 miliar orang.
Orang Yahudi menginginkan agar umat Islam memakan kosher foods, tetapi mereka sendiri tidak mau mengkonsumsi halal foods. Mereka juga berkeinginan mempopulerkan istilah kosher dalam perdagangan internasional.
Tidak serupa dan tidak sama
Meskipun ada kemiripan antara halal dan kosher, sebenarnya keduanya adalah berbeda. Ada barang haram yang masuk kategori kosher, sebaliknya ada juga makanan halal yang masuk dalam kategori treyfah.
Contoh makanan dan minuman yang masuk dalam kategori kosher tetapi tidak halal adalah minuman anggur (wine). Juga semua jenis gelatin (tanpa memandang terbuat dari tulang atau kulit hewan apa) dan semua jenis keju (tanpa melihat cara dan proses pembuatannya).
Daging kosher, meskipun berasal dari hewan halal, tetapi proses penyembelihannya tidak menyebutkan nama Allah (Jehovah Elohim) karena mereka berkeyakinan bahwa tidak pantas menyebut nama Tuhan yang Suci di tempat yang kotor (rumah potong).
Perbedaan tersebut menyebabkan implikasi yang sangat luas dalam konteks makanan halal. Produk-produk yang mengandung gelatin bisa saja dianggap sebagai makanan kosher. Demikian juga minuman yang mengandung alkohol seperti wine, yang oleh ajaran Islam jelas-jelas haram, di kalangan Yahudi masih diperbolehkan dengan jumlah tertentu.
Di sisi lain, ada juga makanan yang halal dan thayib menurut Islam, tetapi tidak kosher menurut Yahudi. Contohnya adalah kelinci, unggas liar, ikan yang tidak bersirip atau bersisik, kerang, dan tidak boleh makan daging bersama susu kecuali waktu makannya terpisah. Selain itu potongan-potongan daging tertentu, meskipun dari hewan yang halal, juga dianggap tidak kosher.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, halal jelas tidaklah sama dengan kosher. Demikian juga haram tidak sama dengan treyfah. Keduanya memiliki dasar filosofis dan teknis pelaksanaan yang berbeda.

Minggu, 09 Januari 2011

Serba-Serbi Dunia Entertainment Indonesia

Image terhadap dunia entertainment kita terbentuk dari tayangan2 infotainment yang kita lihat sehari-hari. Jadi infotainment adalah segalanya buat sebagian besar orang. Seperti Google buat internet. Infotainment adalah sumber dunia entertainment kita. Seperti namanya, entah itu benar atau tidak, tapi yang pasti entertaining, sesuai dengan tujuannya. Kadang penuh drama, kadang kocak, kadang aneh dan gak masuk akal dan kadang annoying. Ada yang real ada yang rekayasa, semuanya dicampur aduk. Dan kadang 1 berita bisa ada yang sampai panjang banget enggak kelar2. Artis yang digosipin tiap hari nongolnya juga cuma disitu doang, kaya ikutan stripping Infotainment.

Kalau kamu tinggal di Indonesia, dan punya TV jangan bilang enggak pernah lihat Infotainment. Jenis acara yang paling banyak di TV yang menyiarkan sesuatu yang sama pula : gosip. Dalam satu stasiun televisi bahkan mempunyai sampai 4 tayangan jenis ini yang memberitakan sesuatu yang sama terus.


Sebuah program acara di televisi, menyajikan gosip teranyar. Pure 100% gosip. Tidak mungkin kamu lewati kalau kamu punya tivi. Acara yang menyebar seperti jamur di TV dan bersifat mencuci otak. Bisa menjadi ajang promosi narasumber yang haus publikasi. Menjadi barometer publik terhadap existensi narasumber. Tema terpopuler misalnya kawin/cerai, selingkuh, tipu menipu.

Dalam infotainment ini, orang yang bekerja di lapangan dalam mencari berita adalah reporter dan kameramen. Ini bagaikan dinamic duo yang harus selalu kompak dan mempunyai tuntutan keahlian khusus masing-masing. Setelah mendapatkan materi, diedit di studio, diberi narasi dan musik background yang paling sesuai kadang pake lagu2 yang nyindir abis uhuhe, lalu siap untuk tayang. Saking uptodatenya, berita yang baru terjadi malam harinya, sudah bisa kamu lihat, bahkan nama tokoh-tokoh subyeknya, kasusnya, nama pengacaranya sudah bisa kamu hafal pada saat jam istirahat makan siang.

TIPS : Kalau dipikir2 kenapa metode kaya gini gak dijadiin cara buat ngapal pelajaran sekolah buat anak2 kali yah…dikemas dalam bentuk gosip biar pada ngebahas mulu uheauheauhe.

Dilihat dari segi paling sering muncul dan keulang itu2 mulu serta jadi favorit pemirsa, jenis-jenis berita infotainment yang paling populer :

1. Perceraian
Ini paling sering. Jenisnya adalah meliput pernyataan gugat cerai suami, pernyataan gugat cerai istri, kedua pengacara, liputan sidang, dan setelah putusan hakim. Karakter yang sering muncul di TV : kedua pasangan beserta masing-masing pengacara, teman/kerabat dekat yang dimintai komentar. Mertua beserta keluarga.

2. Perkawinan
Meliputi tayangan dari segi resepsi, drama keluarga dsbnya. Dengan stock shot masing-masing mempelai waktu masih pacaran / single.

3. Si A nyela B, terus B enggak terima, lalu A dituntut sama B sampai ke sidang. (Kaya headline koran lampu merah jadinya yah? Huehue).
Ini lumayan juga jadi jenis standar berita infotainment. Saling tuntut menuntut, dari masalah kontrak sampai masalah lidah yang gak bisa ditahan. Jenisnya ya mirip-mirip berita sidang juga. Tokoh tambahannya misalnya pengacara atau teman yang bersangkutan.

4. Ketidakcocokan mengenai silsilah keluarga atau saling tidak mengakui sebagai keluarga.
Ini agak-agak gimana ya, sebenarnya kaya ngeliat reality show aja. Masalah yang sebenarnya urusan dalam keluarga masing-masing menjadi konsumsi publik yang malah jadi kaya ngeliat film yang belum tahu siapa ayahnya dari si tokoh. Jadi penonton benar-benar tertarik untuk mengikutinya terus sampai menemukan jawaban, siapakah sebenarnya ayah kandungnya si tokoh itu.

5. Drama Domestik
Belakangan jenis ini juga lumayan banyak. Kehidupan rumah tangga pribadi meleber sampai ke publik, kadang sampai too much information. Si anak biasanya yang menjadi parameter buat kemenangan pada endingnya. Siapa yang dapat hak asuh anak itu akan dianggap sebagai pemenang. Bangga orangtuanya, kasihan anak2nya…

Teknik kenapa infotainment ini kayanya meresap banget di kepala setiap orang karena juga ditayanginnya di jam-jam strategis dan setiap hari. Sering paginya dibahas, terus siang sampai sorenya itu mulu.

Kadang malah ada yang setiap weekend, dibikin semacam tematik, kompilasi gosip2 yang mempunyai tema sama seperti status duda, kasus hukum, dsbnya.

Kalau dilihat-lihat juga kayanya audience infotainment yang paling banyak adalah ibu-ibu, karena waktu penayangannya seperti ini :

Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah/kampus/kantor, ketika ibu rumah tangga menyiapkan sarapan pagi keluarganya. Pembantu rumah tangga sedang ikut membantunya di dapur yang ada TVnya.

Menjelang siang ketika orang akan lunch break atau ibu-ibu mulai bekerja di dapur menyiapkan makan siang. Seperti biasa, pembantunya juga membantu di dapur yang ada TVnya.

Menjelang sore ketika jam-jam pulang kantor. Kesempatan terakhir kali bagi ibu rumah tangga cs untuk nyantai sambil nonton tayangan infotainment sebelum keluarganya pulang dan musti menyiapkan makan malam.

Bayangkan, sehari ada 3 zona waktu infotainment di televisi kita. Masing-masing zona bisa terdiri lebih dari 2 tayangan yang berlangsung paralel. Bagus bagi orang yang harus minum obat, karena mereka bisa tahu kapan musti makan obatnya dengan nyalain aja terus TVnya seharian.

Oke, sekarang kita lihat, siapa-siapa saja sih sebenarnya yang berurusan langsung dengan hadirnya tayangan infotainment ini ?

1. Reporter
Ini adalah tombak terdepan. Harus jago ngomong, bersifat ingin tahu, penuh basa basi, bisa senyum terus dan harus bisa mengunci narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan. Kamu juga disarankan untuk hafal gosip terakhir dan banyak koneksi. Dengan pertimbangan dalam approaching narasumber, kebanyakan yang melakukan profesi ini adalah wanita.

Risiko pekerjaan : Siap-siap untuk menerima lemparan asbak, letupan pistol, siraman air minum dari narasumber yang berbahaya.

Senjata : ID Card. Microphone beserta kabelnya. Bolpen dan notebook. Handphone dengan nomor-nomor narasumber.

2. Kameramen
Ini adalah mata publik. Apa yang kameramen lihat adalah apa yang akan publik lihat. Harus mempunyai insting moment yang bagus. Sigap menggunakan kamera untuk rekaman yang sifatnya mendadak atau spontan. Harus jago lari sambil membawa kamera. Berbadan tinggi lebih bagus, karena bisa mendapat angle yang mungkin kamera lain gak bisa dapat. Harus kenal muka-muka narasumber beserta pasangannya. Rajin nongkrong cafe, mall atau stasiun TV untuk mendapatkan banyak stock shot.

Risiko pekerjaan : musti lari sambil bawa kamera karena dikejar narasumber ataupun kamera direbut atau dirusak narasumber yang tersinggung. Terkadang harus sampai menginap di lokasi demi mendapatkan berita yang paling aktual.

Senjata : ID Card. Satu unit kamera lengkap + lampu.

3. Target
Target utama adalah suatu kalangan yang selalu disebut dengan artis atau public figure atau sejenisnya.

artis : [ ar - ti´s] : artist, actress, actor, penyanyi, anak pejabat, pengacara, pelawak, korban gosip.

Sebutan untuk sebuah kalangan yang sering tampil di layar TV atau media lainnya. Tidak perlu mempunyai prestasi yang berarti. Semakin sering nongol semakin terkenal dan semakin mengukuhkan dirinya sebagai artis.

Mereka adalah orang-orang yang berwira-wiri di layar kaca televisi kamu. Entah karena emang dia terkenal karena main film, sinetron, penyanyi, sutradara, model, dsbnya. Atau dia hanya orang yang muncul di TV karena gosip-gosip doang tanpa melakukan sesuatu yang berarti.

Kalau dilihat dari asal katanya, artis diturunkan dari kata artist, yang berarti pekerja seni. Di Indonesia sudah terjadi salah kaprah mungkin, atau kebalik-balik dengan aktris (actress) atau aktor.

Profesi lain selain artis tersebut yang bakal banyak ditemui oleh wartawan infotainment dan dituntut selalu siap on camera dalam melakukan pekerjaannya.:

* Pengacara : dalam berita yang menyangkut masalah hukum dsbnya. Malah kadang lebih seru perang pengacaranya di TV daripada kasusnya itu sendiri.
* Ulama : untuk minta nasehat yang berbau agama, dalam kasus yang bawa-bawa nama agama dsbnya.
* FPI : untuk minta statement dalam kasus yang menyentuh pornografi, agama, dsbnya. Dan juga sebagai tokoh utama tayangan gambar perusakan-perusakan cafe dan kekacawan lainnya. Ada teka-teki nih : banyak, putih-putih, naik motor, bawa bendera…apaan itu ?
* Paranormal : dalam kaitannya mengenai pergantian tahun, perkawinan, dan hal-hal lainnya yang tidak ditemukan jawaban lainnya.
* Supir, satpam, pembantu : untuk dimintai keterangan apabila narasumber tidak bisa. Biasanya yang paling pol dan terpercaya karena biasanya berbicara apa adanya dan blak-blakan.
* Pakar ‘Telematika’ : Untuk klarifikasi foto-foto porno atau semi porno yang asli maupun editan. Probably the only person who has seen all the complete collections of local porns. Dia ini jadi kaya punya cap stempel sakti ASLI atau PALSU. Dan begitu sebuah kasus udah di cap sama dia, semua percaya dan kasusnya jadi beres dan adem lagi…stempel sakti.

Stempel Sakti yang membuat kasus menjadi reda/panas dan semua orang percaya…

Yap, mereka-mereka inilah yang menjadi penghidup dunia entertainment kita huehue. Sekarang tulisannya sampai disini dulu, ntar ada bagian ke-2 tentang tips n trik menjadi wartawan infotainment dan artis infotainment :)